Berawal dari hobby buat jepret sana sini pakai DSLR, saya berniat untuk menambah koleksi lensa selain kit 18-55 mm.
Setelah baca literatur sana sini, googling sampai cek toko online sampailah pada 1 target yang harganya relatif terjangkau (karena coba coba, tentunya lensa second pilihannya). Pilihan jatuh pada lensa Nikon AF S 18-105 mm VR.
Setelah dapat target, nego dengan seller dan disepakati untuk COD akhirnya saya bisa dapatkan lensa tersebut.
Satu hal yang jadi permasalahan karena saya awam kamera dan tidak bisa menentukan baik tidaknya lensa second (pasti nggak mau dong kalau sampai ditipu seller), saya coba beranikan bertanya tentang kualitas dan kondisi lensa yang ditawarkan tersebut (sambil lirik lirik berbagai macam koleksi body dan lensa yang beraneka ragam yang makin bikin ngiler).
Alhasil, si empunya barang malah dengan senang hati ngasih ilmunya.. Alhamdulillah, tambah lagi ilmu malam ini.
Untuk melihat kondisi lensa second selain tampilan fisiknya, lihat juga kesehatan dari lensa itu sendiri. Ada 3 penyakit yang umumnya ada pada lensa yang sudah lama yaitu :
- Jamur
- Debu
- Fogging / kabut
Untuk mendeteksi ketiga hal itu, orang banyak salah kaprah yang biasanya dicoba dengan membuka lensa secara manual dan dihadapkan pada sinar matahari. Padahal, sinar matahari yang begitu kuat sering menyebabkan ketiga penyakit itu tidak tampak / sangat samar.
Akan lebih efektif bila melihatnya menggunakan sinar dari flash light / senter dari smartphone yang rata rata saat ini sudah ada.
Caranya sederhana saja, nyalakan flashlight dan tempatkan bagian belakang lensa pada sinar tersebut. Buka lensa secara manual dan lihat bagian depan lensanya.
JAMUR
Lensa yang sudah ditumbuhi jamur biasanya akan terlihat seperti garis memanjang yang merupakan akar dari jamur tersebut. Jumlahnya tergantung dari seberapa parah serangannya.
Setelah baca literatur sana sini, googling sampai cek toko online sampailah pada 1 target yang harganya relatif terjangkau (karena coba coba, tentunya lensa second pilihannya). Pilihan jatuh pada lensa Nikon AF S 18-105 mm VR.
Setelah dapat target, nego dengan seller dan disepakati untuk COD akhirnya saya bisa dapatkan lensa tersebut.
Satu hal yang jadi permasalahan karena saya awam kamera dan tidak bisa menentukan baik tidaknya lensa second (pasti nggak mau dong kalau sampai ditipu seller), saya coba beranikan bertanya tentang kualitas dan kondisi lensa yang ditawarkan tersebut (sambil lirik lirik berbagai macam koleksi body dan lensa yang beraneka ragam yang makin bikin ngiler).
Alhasil, si empunya barang malah dengan senang hati ngasih ilmunya.. Alhamdulillah, tambah lagi ilmu malam ini.
Untuk melihat kondisi lensa second selain tampilan fisiknya, lihat juga kesehatan dari lensa itu sendiri. Ada 3 penyakit yang umumnya ada pada lensa yang sudah lama yaitu :
- Jamur
- Debu
- Fogging / kabut
Untuk mendeteksi ketiga hal itu, orang banyak salah kaprah yang biasanya dicoba dengan membuka lensa secara manual dan dihadapkan pada sinar matahari. Padahal, sinar matahari yang begitu kuat sering menyebabkan ketiga penyakit itu tidak tampak / sangat samar.
Akan lebih efektif bila melihatnya menggunakan sinar dari flash light / senter dari smartphone yang rata rata saat ini sudah ada.
Caranya sederhana saja, nyalakan flashlight dan tempatkan bagian belakang lensa pada sinar tersebut. Buka lensa secara manual dan lihat bagian depan lensanya.
JAMUR
Lensa yang sudah ditumbuhi jamur biasanya akan terlihat seperti garis memanjang yang merupakan akar dari jamur tersebut. Jumlahnya tergantung dari seberapa parah serangannya.
Pada serangan yang cukup parah, tentunya akan sangat mempengaruhi hasil dari gambar yang kita ambil.
DEBU
Debu yang terdapat pada lensa mungkin tidak terlalu separah serangan jamur, tetapi bila dibiarkan dan menumpuk tentunya akan mengganggu dan merusak hasil.
DEBU
Debu yang terdapat pada lensa mungkin tidak terlalu separah serangan jamur, tetapi bila dibiarkan dan menumpuk tentunya akan mengganggu dan merusak hasil.
Cirinya hampir mirip dengan jamur, tetapi bedanya hanya berbentuk bintik / titik pada permukaan lensa. Jumlahnya tergantung pada seberapa banyak debu yang menempel.
FOGGING / KABUT
Gangguan lain yang sering muncul pada kamera adalah kabut atau lebih sering disebut fogging. Pada kasus ini, permukaan lensa tidak terdapat bercak baik bintik bintik atau garis memanjang seperti halnya kasus jamur dan debu. Tetapi pada saat disinari dengan metode diatas, akan tampak bahwa di dalam lensa warnanya tidak bening tetapi seperti berkabut / berasap.
FOGGING / KABUT
Gangguan lain yang sering muncul pada kamera adalah kabut atau lebih sering disebut fogging. Pada kasus ini, permukaan lensa tidak terdapat bercak baik bintik bintik atau garis memanjang seperti halnya kasus jamur dan debu. Tetapi pada saat disinari dengan metode diatas, akan tampak bahwa di dalam lensa warnanya tidak bening tetapi seperti berkabut / berasap.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan hasil bidikan menjadi tidak akurat dan kualitas gambar yang diambil tidak tajam.
Dalam beberapa kasus, bisa saja ketiga masalah ini muncul bersamaan.
Oleh karena itu, cara penyimpanan, cara penggunaan, perawatan kebersihan secara rutin dan lainnya sangat berpengaruh pada kesehatan lensa.
Happy Hunting
Sumber gambar diperoleh dari berbagai artikel yang diperoleh melalui google.com
Dalam beberapa kasus, bisa saja ketiga masalah ini muncul bersamaan.
Oleh karena itu, cara penyimpanan, cara penggunaan, perawatan kebersihan secara rutin dan lainnya sangat berpengaruh pada kesehatan lensa.
Happy Hunting
Sumber gambar diperoleh dari berbagai artikel yang diperoleh melalui google.com